Selasa, 23 Maret 2010

Memilih Sahabat Sejati??

Dikisahkan sebuah cerita seorang pangeran, anak seorang raja yang adil dan sholeh di negara Kurdistan yang menginginkan anaknya mencari teman sejati.

"Wahai Anakku, sudah saatnya engkau mencari teman sejati yang setia dalam suka dan duka. Seorang teman baik, yang membantumu untuk menjadi orang baik dan saling menampakkan akhlaq yang mulia di antara kalian.Teman sejati yang bisa kau ajak bercinta untuk surga".

Maka dilaksanakanlah titah Ayahandanya itu. Anak sang raja itu mulai mencari teman sejatinya seperti yang diinginkan Ayahandanya. Ia memulai dengan mengundang makan pagi teman-teman di sekitar istana yang biasa menjadi temannya bermain sehari-hari.

Di pagi itu anak raja sengaja berlama-lama menyediakan hidangan pagi kepada temannya yang sudah berkumpul di ruangan istana. Ia sengaja berlama-lama dalam menghidangkan jamuan untuk para temannya itu untuk menguji mereka. Karena begitu lama ada temannya yang sebagian besar anak pejabat itu tak sabar. Ada yang pulang, ada yang berbicara keras menanyakan makanan yang belum disediakan. Sedankan Anak raja itu hanya membuat 3 (tiga) tiga butir telur rebus untuk menguji benarkah teman-teman yang diundangnya makan pagi dapat dijadikan teman sejatinya. Setelah begitu lama anak raja itu menghidangkan 3 (tiga) butir telur rebus. Serentak temannya yang tersisa berkata keras dan ada yang memukul meja. Karena tak puas dengan hidangan yang disediakan karena terbiasa makan dengan hidangan yang mewah. Akhirnya, teman-temannya pergi meninggalkannya. Anak raja itu kemudian berkata bahwa mereka bukanlah teman sejatinya.

Keesokan hari setelah tak menemukan teman sejatinya di sekitar istana, anak raja itu meminta izin untuk mencari teman sejatinya di luar istana. Ia pun diizinkan. Setelah berjalan sepanjang pagi ia tak menemukan satupun orang. Di jalan setapak pinggir hutan ia melihat seorang anak muda berwudhu tayamum lalu melakukan sholat dua rakaat. Anak raja memperhatikan dengan seksama hingga selesai. Lalu di hampirilah pemuda itu dan bertanya:
"sholat apa ia di pagi menjelang siang ini".
Pemuda menjawab: "aku menunaikan sholat Dhuha".
"Apa yang kau perbuat di hutan seperti ini?" tanya anak raja itu lagi
"aku mencari kayu membantu ayahnya".
"Maukah kau menjadi temanku?" Saat anak raja memintanya untuk menjadi temannya.
"Aku tak pantas berteman dengan Anda".
Anak raja lalu menyambutnya dengan menawarkan untuk menjalani pertemanan yang ditawarkan terlebih dahulu.
"bukankan kita hamba Allah juga dan hanya takwa yang memuliakan seseorang di hadapan Allah?

Akhirnya anak pencari kayu bersedia. Sepanjang hari anak raja itu di ajarkan memancing, memanah, dan belajar seluk beluk hutan dari anak pencari kayu yang telah terbiasa dengan kehidupan di hutan.

Sore harinya anak raja itu diundang makan di rumah anak penebang kayu. Disediakanlah sepotong roti tawar dan garam. Mereka berdua makan lahap setelah aktivitas sepanjang hari itu. Andaikan anak raja itu tidak mengingat pesan ayahandanya, ia pasti akan meminta untuk menambah roti lagi. Tapi ia mengurungkannya karena siapa tahu anak pencari kayu sedang mengujinya apakah pantas untuk dijadikan teman sejatinya. Akhirnya anak raja memutuskan untuk mengundang anak penebang kayu untuk makan pagi di istananya esok pagi.

Pagi hari anak penebang kayu telah berada di dalam istana megah. Disambut dengan baik oleh anak raja itu. Lalu anak raja itu masuk ke dalam. Merebus tiga butir telur untuk dihidangkan namun seperti halnya yang dilakukannya pada teman-temannya sebelumnyadi perlambatnya agak lama. Anak penebang kayu menunggu sabar karena telah terbiasa tidak makan. Mukanya cerah dan bersinar memperlihatkan bahwa kecerdasan dan kebaikkan akhlaq menyertainya. Setelah sekian lama anak raja muncul dan membawa hidangan tiga butir telur rebus.

Di persilahkannya anak penebang kayu untuk makan. Anak penebang kayu mengambil satu butir telur dan mengupasnya perlahan. Anak raja juga mengikuti mengambil telur pertamanya mengupas dan memakan dengan lahap dilanjutkan dengan telur ketiga dan habis dimakan. Anak penebang kayu baru selesai mengupas telur bagiannya. Anak raja memperhatikan dengan seksama ingin melihat apa yang akan dilakukan dengan telur bagian temannya itu. Anak penebang kayu tidak lantas memakan telur bagiannya. Diambilnya pisau dan membelahnya menjadi dua bagian. Sebagian di berikan kepada anak raja. Dengan segera anak raja itu memeluk temannya dan menangis terharu. Ia mengatakan kepada anak pencari kayu bahwa teman sejatinya ada di hadapannya kini yang sedang di peluk erat-erat.


(Kisah Teladan)
(Diadaptasi dari: Ketika Cinta Berbuah Surga: Habiburrahman El Shirazy)


0 komentar:

Posting Komentar

el_Rahman © 2008. Design by :Yanku Templates Sponsored by: Tutorial87 Commentcute